Tuesday, October 29, 2013

Peran Pemuda Dalam Pembangunan Nasional

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Latar belakang mata kuliah Ilmu Sosial Dasar ini di perguruan tinggi di sajikan karena adanya berbagai kritik dari para cendikiawan terhadap system pendidikan yang berlangsung di Indonesia, bahwa perguruan tinggi itu seperti menara gading yang para sarjana yang di hasilkannya tidak lebih dari sekedar “tukang-tukang” yang kompeten di bidang ilmu yang di takuninya, tetapi mereka kurang peka, sensitif, dan tak acuh terhadap masalah sosial yang ada di sekitarnya. Untuk mengatasi kekurang pekaan itu di sajikanlah mata kuliah Ilmu Sosial Dasar bagi para mahasiswa agar mereka memiliki kepedulian terhadap lingkungan sosialnya.
Masalahnya sekarang adalah, tepatkah jika kemudian mahasiswa dicitrakan sebagai makhluk yang kurang peka dengan lingkungannya? Bukankah saat ini jika ada problem sosial di masyarakat justru mahasiswalah yang paling depan meneriakkan telah terjadinya ketimpangan itu, bahkan tidak jarang mereka harus berhadapan dengan aparat kepolisian? Para mahasisa juga kadang-kadang kebablasan bertindak anarkis untuk merealisasikan apa yang mereka inginkan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Remaja, Pemuda, Dan Sosialisasi        
Remaja adalah generasi yang berumur 15 tahun sampai 20 tahun. Apabila mereka bersekolah, batasannya adalah mereka yang belajar ditingkat SLTP, SLTA, dan tahun-tahun awal memasuki perguruan tinggi. Sedangkan pemuda adalah mereka yang berumur 10-35 tahun atau lebih, dengan catatan mereka, yang lebih dari umur 35 tahun secara psikologis mempunyai jiwa kepemudaan. Adapun makna sosialisasi adalah suatu proses sosial yang dilakukan oleh seseorang dalam menghayati (mendarah dagingkan) norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga menjadi bagian dari kelompoknya.
Di pundak pemuda terdapat bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini karena mereka diharapkan dapat menjadi generasi penerus, yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, dan generasi yang harus melangsungkan estafet pembangunan secara terus-menerus. Pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai penerus fungsinya, karena pemuda akan menghadapi berbagai permasalahan, pemuda memiliki potensi yang melekat pada dirinya dan sangat penting artinya sebagai sumber daya manusia. Oleh karena itu, berbagai potensi positif yang dimiliki generasi muda ini harus digarap, dalam arti, di kembangkan dan di bina sehingga sesuai dengan asas, arah, dan tujuan pengembangan dan pembinaan generasi muda di dalam jalur-jalur pembinaan yang tepat serta senantiasa bertumpu pada strategi pencapaian tujuan nasional, sebagaimana terkandung didalam Pembukaan Undana-Undang Dasar 1945 alinia IV.
 Proses sosialisasi biasanya disertai dengan enkulturasi atau proses pembudayaan, yakni mempelajari kebudayaan yang dimiliki oleh kelompok, seperti mempelajari adat istiadat, bahasa, kesenian, kepercayaan, system, kemasyarakatan dan sebagainya. Proses sosialisasi dan enkulturasi ini dilakukan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui tahapan-tahapan tertentu, yang semakin hari semakin meluas sifatnya, berawal dari keluarga, kemudian meluas ke teman sepermainan, sekolah, lingkungan kerja, dan  seterusnya.

B. Peran Pemuda Dalam Pergerakan Nasional 
            Kalau dilihat sejarah bangsa ini, tampak jelas batapa anak-anak muda acapkali mempunyai keberanian mencetuskan gagasan-gagasan baru dan orisinal yang bermanfaat bagi bangsanya. Kaum muda juga sering tampil ke depan, mengambil inisiatif baru, dan menjadi aktivis yang dinamis dan militan.
            Angkatan 1908 lebih banyak melakukan perintisan rasa dan semangat nasionalisme yang kemudian semakin dimatangkan pada momentum Sumpah Pemuda tahun 1928, sementara angkatan 1945 lebih berorientasi pada semangat dan api revolusi. Angkatan 1966 terlibat pada pergulatan politik menentang PKI, sedangkan angkatan 70-an lebih banyak terlibat tentang wacana keadilan ekonomi politik.
            Mencermati catatan historis tersebut, tampak bahwa sejarah kepemudaan itu di bangun diatas idealisme dan komitmen sosial kaum muda. Peran kaum muda sebetulnya merupakan terjemahan dari dinamika antara idealisme dan realitas sosial yang dihadapi.
            Generasi muda adalah penentu perjalanan bangsa dimasa berikutnya. Mahasiswa sebagai inti dari generasi muda, mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya, dan kebersiahannya dari noda orde masanya. Mahasiswa adalah motor penggerak utama perubahan. Mahasiswa diakui perannya sebagai kekuatan pendobrak kebekuan dan kemujudan masyarakat.
            Widodo Dwi Putro, peneliti LP3ES Jakarta, mengupas tentang nasionalisme.Ia mendefenisikan nasionalisme sebagai sikap dan tingkah laku individu atau masyarakat yang nerujuk loyalitas dan pengabdian terhadap bangsa dan negaranya.
Namun secara empiris, nasionalisme tidak sesederhana defenisi itu. Nasionalisme tidak seperti bangunan statis, tetapi selalu alektis dan interpretatif sebab nasionalisme bukan pembawaan manusia sejak lahir, melainkan sebagai hasil peradaban manusia dalam menjawab tantangan hidupnya. Terbukti dalam sejarah Indonesia, kebangkitan arsa nasionalisme di daur ulang lagi oleh para mahasiswa dan pemuda karena mereka merasa ada yang menyimpang dari perjalanan nasionalisme bangsanya.

C. Masalah Generasi Muda
           Berbagai permasalahan generasi yang muncul pada saat ini antara lain sebagai berikut:
a.  Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat, termasuk jiwa pemuda.
b.   Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c.    Belum seimbang antara jumlah generasi pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun nonformal. Tingginya jumlah putus sekolah karena berbagai sebab bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
d.    Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran di kalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya prokdutivitas oleh nilai-nilai (kekuasaan, rakyat, dan sebagainya), makin besar kemungkinan timbulnya pengaburan arti. Karena itu, masalah arti menjadi sangat penting.
Pemuda atau genersai muda adalah konsep yang sering di artikan sebagai nili-nilai sebab bukanlah semata-mata istilah atau kurtural. Kita mengenal kata-kata seperti “Pemuda harapan bangsa”, “pemuda milik masa depan bangsa”. Kalau ditinjau dari segi objektif, perumusan yang riil berdasarkan patokan yabg dapat di pergitungkan, seperti kesamaan umur, atau segi kependudukan, pembagian umur antara 15 sampai 25 tahun, sering dihitung sebagai pemuda, sedangakn dari segi sosiologis dan historis, di sini lebih menekankan kepada nilai subjektif, atas dasar tanggapan masyarakat dan kesamaan pengalaman historis.
Perubahan sosial, memang di tandai oleh terjadinya kepentingan hubungan antar generasi yang dapat mengganggu system komunikasi yang efektif antar generasi. Perbedaan pengalaman historis yang pokok adalah penting. Dalam hal ini proses perubahan tersebut di tandai adanya konflik generasi. Generasi muda sedikit mempunyai rasa kepentingan terhadap struktur sosial lama, dan karena makin lebarnya system sosialisai yang berupa lembaga pendidikan atu sekolah. Dengan demikian, rasa kesesuaian dan kesamaan makin meluas. Kita tahu bahwa masalah generasi muda dan pemuda adalah universal. Artinya, intensitas yang berbeda-beda dapat terjadi di mana-mana dan pada setiap saat. Namun, berkembangnya teknologi akan meningkatkan proses. Dalam suasana seperti ini, kepentingan generasi makin menonjol sehingga terjadinya peralihan, terlalu cepat untuk dapat di kejar oleh kemampuan sosial.
Dalam hal mendewasakan mahasiswa, pemerintah telah merintis beberapa kegiatan yang memberikan kemungkinan bagi para mahasisa untuk mendewasakan diri dengan pendekatan inter disiplinerdan berhubungan langsung dengan masyarakat, tetapi bermanfaat bagi masyarakat. Di samping itu, banyak dijumpai kegiatan-kegiatan yang membentuk kepribadian dan keterampilan pemuda, seperti di pesantern-pesantren.

D. Peranan pemuda dalam masyarakat
            Masa depan suatu bangsa terletak ditangan pemuda atau generasi mudanya sebab merekalah yang akan menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa. Oleh karena itu,generasi muda perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan demikian, hasilnya akan seperti yang diharapkan.
a.     Pemuda dan Perkembangan Pendidikan
Di Indonesia, kehidupan kaum muda cukup beragam. Hampir di seluruh bidang
pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi, di bidang pekerjaan mulai dikantor, pabrik, sawah dan sebagainya, bertujuan untuk meningkatkan kecakapan dan keterampilan mereka dalam mempersiapkan diri menjadi generasi pembangunan  yang lebih baik. Dengan demikian lenyaplah anggapan sebagian masyarakat terhadap anggapan kaum muda yang negatif.
            Pada umumnya masalah sosial di Negara kita berhubungan dengan mobilitas geografis dari penduduk (urbanisasi);  perubahan mata pencaharian ;perubahan tingkah lainnya sehubungan dengan proses perkotaan. Urbanisasi disini berarti luas, dianggap ia sebagai suatu fenomena dalam modernisasi sebab urbanisasi merupakan salah satu perkembangan masyrakat.
            Salah satu usahadalam membina generasi muda termasuk mahasiswa, dalam kegiatan pendidikan dimasyarakat ialah sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi,yaitu melalui KKN (kuliah kerja nyata) di desa-desa. Pembangunan gagasan ini terus menerus di tingkatkan sesuai dengan anjuran mantan presiden Soeharto (1972), yakni setiap lulusan perguruan tinggi memerlukan pengalaman dalam memecahkan persoalan pembangunan di pedesaan dan membantu masyarakat desa untuk meningkatkan taraf hidupnya.
            Akibat –akibat sosial dalam usaha pembangunan desa yang terjadi segi negatif dari akibat sosial tersebut,dan ini karena adanya mahasiswa disana dapat diperkecil . masalah didesa,belum disadari masyarakat desa, tetapi dapat dikenali oleh mahasiswa. Dalam perencanaan desa, mahasiswa dapat member sumbang dan saran kepada kepala desa,dalam pembangunan daerah. Mahasiswa berkesmpatan menambah dan memperluas pendidikan informal di desa.

b. Pengalaman Pribadi Membentuk Mental
Sebagai gejala yang universal, masa muda di bedakan atas gejala biologis dengan keanekaragaman sruktur yang menjerumus gejala kultur, yang menjadikan perbedaan dari segi kehidupan diatas dan proses hubungan antar kelompok pemuda ialah umur yang memegang peranan penting. Setiap perkembangan umur, maka manusia selalu memperoleh berbagai kemampuan dan pengalaman, baik biologis maupun intelektual. Di samping itu,perbedaan tugas dan peran didalam masyarakat di tentukan pula oleh umur.
             Seperti kita ketahui ,mulai dari anak- anak sampai menjadi orang tua,dan mulai dari di didik sampay pendidik, yang berjalan secara wajar,  dan ini tak dapat di hindari didalam masyarakat, umur merupakan dasar untuk menentukan corak atau hubungan sosial budaya , artinya hubungan antar generasi,kegiatan sosial dan sebagainya.
            Yang di maksud generasi di sini ialah dapat di tinjau dari segi biologis – kultur dan sosial. Atas dasar inilah,disusun suatu konsep tentang makna generasi, seperti orang-orang sebaya dengan pengalaman pada waktu yang sama,akan menciptakan arah hidup yang sejenis.
            Manusia tidak selamanya akan hidup terus sehingga perlu adanya.Peralihan dan pergantian tugas dan tanggung jawab. Makin maju suatu masyarakat,makin lancar proses penggantian tersebut (generasi muda dengan lapisan diatasnya). Dengan demikian tidak memungkinkan timbulnya gaya khas pemuda. Kita tahu bahwa setiap kelompok pemuda memiliki gaya sendiri-sendiri. Dalam kondisi seperti ini, ahli generasi akan mengalami kesulitan. Kita lihat saja di Indonesia berbagai generasi timbul berdasarkan aspirasi sejarah,seperti ‘ genersi 28, genersi 45, genersi 66.dan sebagainya

c. Pengaruh Pemuda Sosial Ekonomi
Perubahan sosial akan dialami setiap masyarakat di mana saja,terutam pada masa pembangunan ini,seperti di Indonesia, yang merupakam dinamika perubahan sosial budaya pada masa pembangunan. Khususnya yang menyangkut pemuda, perubahan sosial adalah terjadi perubahan yang mencolok dalam susunan umur, yang akan mempengaruhi sikap dan sifatnya. Oleh karena itu , perlu adanya pemikiran untuk mengendalikan sifat dan sikap pemuda sehingga tidak menjerumus pada perbuatan tercela. Perlu dipikirkan adanya pendirian tempat latihan kerja (pendidikan nonformal) bagi anak muda yang tidak dapat meneruskan sekolah dan mereka diarahkan untuk berproduksi.
            Generasi muda,dengan sikap keprihatinannya dan gotong royang, mula-mula dapat di terima oleh semuanya,namun hal tersebut suatu saat akan mencapai batas optimum, yaitu pada saat generasi tua terbukti akan penyelewengaannya. Gaenerasi muda tidak perlu bersikap curiga dan melawan generasi tua sebab suatu saat tentu akan tiba giliran mereka untuk berperan .

d. Penyesuaian Diri dengan Lingkungan
Salah satu kelemahan ilmu sosial ialah mengenai keterbatasannya dalam menemukan pengertian yang umum yang berlaku dari suatu konsep. Makin mudah konsep di hinggapi nasional dan memperlambat keceptan lacu perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainny.
Kurangnya gizi yang menghambat perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan genersi muda. Hal tersebut disebabkan rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang dikalangan masyarakat yang berpengahsilan rendah.
            Masih banyak perkawinan di bawah umur , terutama di kalangan masyarakat daerah perdesaan.
Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
Meningkatkan kenakalan remaja termasuk penyalah gunaan narkotika dan belum adanya peraturan tentang perundangan yang menyangkut generasi muda.
            Dalam rangka memecahkan permasalahan genersi muda ersebut diatas, diperlukan usaha-usaha terpadu, terarah, dan berncana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan genersi muda sebagai subjek pembangunan. Organissi-organissi pemuda yang telah berjalan baik merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan nasional.
BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial khususnya bagi para remaja dan pemuda yang berpikir di bekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong kita untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan hal yang bersifat alamiah, sosial, dan budaya serta manusia berusaha untuk memecahkan masalah yang di hadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan yang di peroleh remaja dan pemuda mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam, masyarakat, dan budaya, kemudian semakin bertambah dengan pengetahuan yang di peroleh dari hasil pemikirannya.
Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya para remaja dan pemuda, mereka mampu melakukan segala hal untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari sesuatu hal baik yang bersifat alamiah, sosial, dan budaya yang keseluruhan itu membutuhkan mental yang kuat.







REFERENSI
·        Mawardi, Drs. Hidayati Nur, Ir. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu budaya Dasar, CV. Pustaka Setia, Bandung: 2009
·        Wahyu Ramdani, Ilmu Sosial Dasar, CV. Pustaka Setia, Bandung: 2007
·        http://www.scribd.com/doc/117520939/PERAN-PEMUDA-DALAM-PEMBANGUNAN-NASIONAL#logout



Labels:

Thursday, October 17, 2013

Anugerah Akal

ANUGERAH  AKAL

Anusirwan bertanya kepada Buzurjamhir:
“Apa sesuatu yang paling baik bagi seseorang?”.
Buzurjamhir menjawab:
“Akal yang ia hidup dengannya”.
Anusirwan bertanya lagi:
            “Jika tidak punya?”.
Buzurjamhir menjawab:
            “Harta yang dapat memperlihatkan cintanya kepada manusia”.
Anusirwan bertanya lagi:
            “Jika tidak bisa?”.
Buzurjamhir menjawab:
            “Matilah dengan berkolong tanah”.

            Anas Bin Malik, meriwayatkan: “Seorang laki-laki mendapat pujian baik dari Nabi SAW.Lalu beliau bertanya: “Bagaimana dengan akalnya?
            Para sahabat menjawab: “Wahai Rasulullah SAW, ibadah, akhlak, kemuliaan, sopan santunnya…”.
            Belum selesai dijawab beliau bertanya lagi:
“Bagaimana dengan akalnya?”.
            Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah SAW, kami memujinya atas dasar ibadah (yang dilakukannya) dan ibadah lainnya, lalu mengapa engkau bertanya tentang akalnya?
            Rasulullah SAW menjawab:
            “Orang bodoh yang beribadah akan terkena dosa  lebih besar akibat kebodohannya dibandingkan dengan pelaku dosa. Manusia mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berbagai media sesuai dengan kemampuan akal mereka”.


            Diceritakan suatu waktu terdapat seekor singa di hutan memberitahu anaknya: “Engkau tidak perlu takut kepada binatang lain, tetapi waspadalah engkau dari satu makhluk yang berkaki dua yaitu manusia; dia memiliki akal”.
            Pada suatu hari anak singa itu berjumpa dengan seorang manusia dan menawannya. Anak singa itu hampir membunuhnya. Anak singa itu teringat akan nasehat induknya dan bertanya kepada manusia itu ; “Bapakku telah memberikan nasehat kepadaku tentang engkau; bolehkah engkau tunjukan otak engkau?”
            Manusia itu pun berkata: “Ya, tetapi aku tinggalkan otakku dirumah. Kalau engkau lepaskan aku , aku akan balik kerumah dan mendapatkannya untukmu”. Anak singa itupun setuju . Manusia itu pun berkata: “Tetapi mungkin nanti kau akan pergi dari sini dan aku tidak menjumpai engkau . Biar aku ikat engkau pada sebatang pohon supaya engkau tidak meninggalkan tempat ini”.
            Anak singa itu setuju . Begitu manusia itu mengikat anak singa tersebut, dia terus cari kayu dan memukul anak singa yang malang itu sehingga mati. Dalam saat-saat terakhir, anak singa itu ingat nasehat bapaknya , “Berhati-hatilah dengan manusia, dia memiliki akal “.

“Terimakasih atas kunjungannya  semoga bermanfaat..
Assalamualaikum wr wb…..”
























Sumber
“Buku TAK BERHAK MENGUJI TUHAN” karya Anshary Ismail.

Daftar Bacaan
1.     Al-Qur’an dan Terjemahannya. Depag
2.     Qur’an in Word
3.     Maktabah Syamilah
4.     Program Kutubut Tis’ah
5.     Lidwa Pustaka, Program Terjemah Hadits 9 Imam.
6.     Imam Mawardi Adabuddunnya Waddin , Al-Haramain.
7.     Imam Mawardi Adabuddunnya Waddin, PT.Sahara Intisains. Cet 1 2009
8.     Imam Ghazali,  Bidayatul Hidayah. Himmah, cet 2 2008
9.     Tanbighul Ghafilin jilid 1&2, Pustaka Amani Jakarta, cet 1 1999
10.                         Mutiara Nahjul Balaghoh. Mizan Bandung, cet 3 1994
11.                        Muhammad Ahmad Rasyid, Al-Muntholaq, Titik Tolah Landasan Gerak para aktifis dakwah . Rabbani Press Jakarta , cet 1 2005
12.                        Muhammad Ahmad Rasyid, Hambatan-Hambatan Dakwah. Rabbani Press Jakarta, cet 2 2005
13.                         Jasim Muhammad Muhalhil Al Yasin. Tarbiyah Qiyadiyah: Mencari  Pioner Dakwah Panutan Umat. Pustaka Nawaitu Jakarta, cet 1 2005
14.                         Imam Ibnu Hajar & Imam Nawawi, Nashaoihul Ibad. Menara Kudus. Tt.
15.                         Ibnu Athoillah, Al-Hakim
16.                         Syekh Abdul Qodir Jaelani, Futuhul Ghaib.
17.                         Hisham At-Thalib, Panduan Latihan Untuk Juru Dakwah. Media Dakwah Jakarta, cet 2 1996
18.                         Anshary Ismail, Jalan Islam: Transformasi Akidah Dalam Kehidupan . Annur Book Publishing Jakarta, cet 1 2007
19.                        DR. Muhammad bin Hasan bin Aqil Musa, Membangun Keteguhan Seorang Mukmin. Rabbani Press Jakarta, cet 1 2004
20.                        Fathi Yakan, Isti’ab: Meningkatkan Kapasitas Rekrutmen DAkwah Rabbani Press Jakarta, cet 2 2006
21.                         DR.Khalid Umar  el Disuqi. Bellsing In Disguise. PT Serambi Ilmu Semesta, cet 1 2007
22.                        Syaikh Sa’di Syirazi, Bustan, Litera Antarnusa Jakarta, cet 1 1986
23.                        Syaikh Sa’di Syirazi, Saat Untuk Bicara. Pustaka Firdaus Jakarta, cet 3 1992
24.                        Sa’id Hawwa, Intisari Ihya Ulumudin, Rabbani Press Jakarta, cet 2 1999
25.                        Majalah Sabili
26.                        Majalah Waqfah Tarbawiyah
27.                        Dll




Labels: